Sejarahtoto,- Daging merah mengandung banyak vitamin dan mineral yang penting untuk diet yang sehat dan seimbang. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa asupan daging merah dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit lainnya. Tapi, benarkah daging merah buruk bagi tubuh kita?
Apa itu daging merah?
Daging merah adalah daging yang berasal dari hewan mamalia, seperti sapi, domba, dan kambing. Bagi kebanyakan orang, daging jenis ini dianggap sebagai makanan pokok dan dikonsumsi dalam variasi yang berbeda setiap harinya. Tetapi, dalam 10 tahun terakhir telah terjadi pengurangan jumlah konsumsi daging merah. Apakah penyebabnya?
Bahaya makan daging merah terlalu banyak
Bukan hanya manfaat kesehatan dari makanan nabati yang membuat kita mengurangi konsumsi daging merah, tetapi juga karena risiko kesehatan yang mungkin timbul dari konsumsi daging merah yang terlalu banyak.
Berikut ini beberapa risiko yang dapat ditimbulkan.
1. Kanker
Sebuah studi terbaru menambahkan bukti bahwa mengonsumsi daging sapi, domba, atau kambing secara teratur dapat memperpendek masa hidup Anda. Studi tersebut mengatakan bahwa daging merah dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta beberapa jenis kanker.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh National Institutes of Health-AARP menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi daging sapi, domba, atau kambing dalam jumlah banyak dalam 10 tahun terakhir, memiliki kemungkinan untuk meninggal lebih cepat karena kanker ataupun penyakit jantung, dibandingkan dengan orang yang mengonsumsinya dalam jumlah sedikit.
Pada Oktober 2015, organisasi kesehatan dunia (WHO) menerbitkan sebuah laporan yang menyimpulkan bahwa daging merah mungkin bersifat karsinogenik (zat yang dapat menyebabkan kanker) bagi manusia, hal ini menandakan adanya bukti bahwa daging merah dapat meningkatkan risiko kanker.
2. Penyakit jantung
Diet yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa daging merah termasuk kedalam kategori tersebut dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Sebuah penelitian di Harvard School of Public Health yang dipimpin oleh Dr. Frank Hu, meneliti sebanyak 37.000 laki-laki dan 83.000 perempuan. Di awal penelitian, semua partisipan tersebut bebas dari penyakit jantung dan kanker. Namun, hampir sebanyak 24.000 partisipan meninggal selama penelitian, 5.900 d iantaranya disebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah, dan sekitar 9.500 partisipan meninggal disebabkan oleh kanker.
Mereka yang mengonsumsi daging merah dalam jumlah tinggi memiliki risiko kematian tertinggi yang diakibatkan oleh kanker dan penyakit jantung.
Setelah disesuaikan dengan faktor risiko lainnya, para peneliti menghitung bahwa tambahan satu porsi daging merah segar setiap harinya, dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 13 persen. Sedangkan, tambahan satu porsi daging merah olahan (sosis, ham, bacon) meningkatkan risiko kematian sebesar 20 persen.
Para peneliti memperkirakan bahwa dengan mengubah satu porsi daging merah menjadi makanan lainnya seperti ikan, ayam, kacang-kacangan setiap harinya, dapat menurunkan risiko kematian sebesar 7 – 19 persen.
3. Gagal ginjal
Gagal ginjal adalah kondisi di mana ginjal tidak dapat lagi menyaring produk buangan atau limbah dan air dari darah. Penyebab gagal ginjal yang utama yaitu diabetes dan tekanan darah yang tinggi.
Pada bulan Juli 2016, sebuah penelitian menemukan bahwa daging merah juga menjadi salah satu faktor risiko penyebab gagal ginjal. Penelitian tersebut melaporkan adanya kaitan antara jumlah asupan daging merah dengan risiko gagal ginjal.
Orang yang mengonsumsi daging merah dalam jumlah banyak memiliki risiko 40 persen lebih besar untuk menderita gagal ginjal dibandingkan mereka yang mengonsumsinya dalam jumlah sedikit.
Seimbangkan dengan makanan yang berasal dari tumbuhan
Bukan berarti Anda tak boleh makan sate kambing atau steak favorit lagi. Hanya saja, pastikan menu makanan Anda tidak melulu daging merah, melainkan dikombinasikan juga dengan berbagai sumber makanan yang berasal dari tumbuhan, seperti sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan buah-buahan.
Sejumlah penelitian telah menyarankan bahwa untuk kepentingan kesehatan, diet nabati adalah pilihan yang terbaik. Pada bulan Desember 2016, sebuah laporan dari Academy of Nutrition and Dietetics mengklaim bahwa pola makan nabati dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 62 persen, serta dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.
0 comments:
Post a Comment